.
.
Asta tinggi terletak 2,5 meter dari sebelah barat pusaran Kota Sumenep. Walau bangunan ini sudah cukup tua (dengan usianya yang sudah sekitar 200 tahunan), namun bangunannya masih kokoh (meski dalam perangkat bangunannya tidak memakai bahan semen sebagai pelekat dari jejeran batu batanya). Pertama yang akan dilihat, ketika kita pergi ke tempat yang berada di area ketinggian ini, adalah bangunan pintu gerbang yang tinggi menjulang dan enak dipandang: karena desain bangunannya menampakkan kekhasan kunonya dengan karakter kerajaan.
Asta Tinggi merupakan kompleks makam para raja Sumenep, keturunan dan kerabatnya. Dibangun sekitar tahun 1750. Kompleks ini terdiri dari tiga bagian yang masing-masing mempunyai gerbang tersendiri. Bagian pertama di sisi kiri terdiri dari kubah Bindoro Saud, kubah Pangeran Jimad dan kubah P. Pulang Jiwo. Bagian ini berisi makam yang lebih tua, sehingga kita disyaratkan untuk memasuki kompleks ini terlebih dahulu. Bagian kedua berada di tengah dan mempunyai bentuk yang paling indah. Di sini terdapat dua kubah makam yaitu kubah Sri Sultan A. Rahman & kubah Panembahan Sumolo. Sedangkan bagian ketiga merupakan bagian terlarang, dalam artian kita tidak diperkenankan memasukinya. Jangankan memasuki, baru selangkah menginjakkan kaki ke jalurnya saja sudah disemprit ;)
Selain di dalam kubah, makam juga tersebar di seantero kompleks dengan usia yang beragam, bahkan ada yang berusia cukup muda (tahun 90an). Makam yang ada di dalam kubah sebagian ditutupi kain dan kelambu. Menurut juru kunci kelambu tersebut diberikan oleh orang-orang yang hajatnya telah terkabul selepas berdoa di makam ini.
Untuk memasuki makam, kita harus melapor dulu ke juru kunci dengan memberikan sumbangan seikhlasnya. Sebelum memasuki gerbang makam kita harus melepas alas kaki dan berjalan di jalan berlantai yang sudah disediakan.
Keraton Sumenep atau biasa disebut keraton Panembahan Sumolo didirikan tahun 1762. mempunyai tiga bangunan utama berupa bangunan induk kraton, Taman sare dan Labang Mesem. Selain itu di depan kraton juga terdapat museum disamping musium yang ada di samping kiri bangunan induk keraton. Pada bangunan induk keraton kiyta jumpai aula pertemuan dengan kursi-kursi merah berukir, koridor dan tempat kediaman raja. Uniknya di tempat ini banyak sekali lampu gantung dan lampu dinding.
No comments:
Post a Comment