Saturday, June 27, 2009

Pulau Biawak

.
Kabupaten Indramayu terletak di ujung timur laut Jawa Barat, batas wilayah disebelah barat adalah Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang, sebelah utara dengan Laut Jawa, sebelah timur dengan Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon dan sebelah selatan dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka. Luas wilayah Kabupaten Indramayu 204.000 Ha yang memiliki garis pantai sepanjang 114 km, yang secara administratif dibagi kedalam 9 Kecamatan dan 37 desa pesisir.



Pulau Biawak (Pulau Rakit) begitu masyarakat Indramayu menyebutnya, kenapa disebut Pulau Biawak? Sebab hampir sejumlah 1000 ekor biawak komodo dengan panjang kira-kira 2 m bermukim di pulau tersebut. Secara geografis, Pulau Biawak merupakan salah satu wilayah Kabupaten Indramayu yang terletak dilepas pantai Laut Jawa, kurang lebih 40 km di sebelah utara pantai Indramayu. Luas pulau sekitar 120 Ha, terdiri dari 80 Ha diantaranya merupakan hutan bakau dan 40 Ha hutan pantai/darat. Panjang pulau dari timur ke barat lebih kurang 2 km dan dari utara ke selatan 1 km. Tinggi permukaan laut 0 sd 1 m. Pulau ini memiliki areal litoral yang luas, jarak dari pantai ke arah laut rata-rata 200 m, sedangkan di bagian barat dan barat laut sampai 400 m yang terdiri dari batu-batu karang mati dan hancuran karang (reef flat). Luas daratan yang tidak pernah terganang air laut lebih kurang 1/3 dari luas pulau.

Secara topografi, Pulau Biawak tersusun dari batu-batu karang dan hancuran batu karang, pasir putih/kersik lumpur dan humus terutama dijumpai di bagian barat laut dan utara yang merupakan hutan bakau dengan Bruguiera sp. yang berakar jangkar pendek. Formasi geologi wilayah pesisir pantai utara tersusun atas batuan sedimen yang terdiri dari campuran hancuran literit serta jenis batuan Pilocene sedimentary facies serta alluvium.

Abrasi dan sedimentasi hanya dijumpai dibagian barat sebagai akibat pengaruh angin barat, sedangkan pengendapan dijumpai dibagian barat laut dan utara. Akibat keadaan topografi yang datar maka tidak terdapat erosi didaratannya. Pulau Biawak merupakan pulau hutan yang banyak ditumbuhi berbagai jenis bakau. Kondisi ekosistem mangrove masih baik dengan tumbuhnya berbagai ragam jenis mangrove yang sudah langka jarang dijumpai di pantura. Jenis-jenis bakau yang tumbuh diantaranya : Sonneratia spp., Avicennia spp., Bruguiera spp., Rhizopora spp., Ceriops spp., Achanthus spp., Lummitterae, Xylocarpus, Aegicera, Nipa spp., dan Heritiera spp. Beberapa jenis tumbuhan lain yang banyak dijumpai adalah Hibiscus, Pongamia, Erytrina, Premna, Redermachera, Phempis, Cordia, Cemara Laut (Morinda spp.), ketapang (Terminilia cattapa), Waru, Pandan (Pandanus spp.), Kelapa (Cocos nucifera), dan Petai cina (Leucaena glauca).

Bagian barat Pulau Biawak ditemukan padang lamun yang cukup luas. Penutupan padang lamun tersebut mencapai 1/3 pulau. Dengan adanya padang lamun tersebut dapat diduga bahwa Pulau Biawak merupakan tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan duyung (Dugong dugong).

Biota darat, yang sering dijumpai dan menjadi ciri khas Pulau Biawak adalah Biawak (Varanus salvator). Fauna lainnya adalah dari jenis burung diantaranya Trinil pantai (Bubulkus ibis), Cangak abu (Ardea cinerea), Cangak laut (Ardea sumatrana), Cekaka (Halycon chloris), Burung udang biru (Alcedo caerulescens), Trulek (Pluvialis dominia) dan lain-lain.

Pulau Biawak merupakan tempat persinggahan burung-burung merandai, selain sebagai tempat bersarang, berlindung serta tidur terutama pada vegetasi hutan sisi timur yang kondisi tegakan hutan relatif tinggi. Burung-burung merandai tersebut umunya melakukan migrasi harian ke pesisir pantai sekitar Indramayu untuk mencari makan pada siang hari dan kembali pada sore hari.

Pada sisi selatan Pulau Biawak terdapat banyak bongkahan batu berdiameter 2 sd 3 m yang tertutup karang massive. Sebagian besar karang yang bercabang (branching), submassive dan digtata sudah menjadi reruntuhan yang terlihat menutupi dasar laut, hanya pada tempat kondisi karang masih baik dengan prosentase penutupan karang 54.42% pada kedalaman 3 m, sedangkan pada kedalaman 10 m didominasi oleh karang mati dan abiotik yang masing-masing menutupi daerah tersebut sebesar 39.96% dan 35.9%. Jenis karang meja (tabulate) umumnya berukuran kecil. Jenis karang lain yang masih dapat dijumpai dalam jumlah sedikit adalah jenis daun (foliose), jenis mushroom, karang lunak (soft coral) dan sponge.

No comments:

Post a Comment